Tuesday, September 18, 2007

PIDATO ILMIAH PENGUKUHAN PUSTAKAWAN UTAMA

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.

Yang terhormat,
Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, selaku Pimpinan Sidang Pengukuhan Pustakawan Utama, Para Anggota Majelis Pustakawan Utama serta para Pejabat Fungsional Pustakawan. Para Pejabat Struktural dan Staf di lingkungan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.

Yang terhormat,
Bapak Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral. Bapak Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Energi Dan Sumber Daya Mineral. Bapak Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Teknologi Mineral dan Batubara.

Rekan-rekan pustakawan, para sahabat dan keluarga serta undangan dan hadirin yang saya hormati.

Pertama-tama perkenankanlah saya bersama-sama hadirin dan hadirat memanjatkan puji syukur kehadirat Allah S.W.T., atas segala rahmat yang telah mengalir tiada putusnya dilimpahkan kepada kita semua, sehingga pada hari ini kita dapat berkumpul dalam kesempatan yang berbahagia ini dalam keadaan sehat wal’afiat. Atas ridho dan perkenan-Nya jua pada hari ini saya mendapat kesempatan untuk menyampaikan pidato pengukuhan di hadapan forum yang mulia ini.

Izinkanlah pada kesempatan yang baik ini saya menyampaikan pidato pengukuhan tersebut dengan judul : Konsep Peningkatan Daya Saing Pada Pelayanan Jasa Informasi, di Perpustakaan.

Hadirin yang mulia,

Kesempatan menyampaikan pidato pengukuhan ini bagi saya merupakan kulminasi atas peengalaman panjang saya sebagai pengelola perpustakaan sejak Tahun 1968 dan sebagai pustakawan sejak tahun 1991. Apa yang ingin saya sampaikan bertolak dari pengalaman saya sepanjang perjalanan itu. Selain itu juga dari menyimak perkembangan dunia perpustakaan seperti tersurat dalam berbagai literatur yang dapat saya temukan. Kebetulan saya bekerja pada perpustakaan instansi yang erat kaitannya dengan ilmu pengetahuan dan teknologi pertambangan. Dengan sendirinya perkembagan ilmu dan teknologi menjadi fokus dari kegiatan lembaga induk. Perpustakaan tempat saya bekerja tentunya juga harus mengikuti perkembangan tersebut.

Teknologi yang sangat mempengaruhi penyelenggaraan perpustakaan adalah teknologi komputer dan telekomunikasi, atau lebih dikenal dengan teknologi informasi. Meski dengan segala keterbatasan, penerapan komputer bagi perpustakaan kami, telah dimulai sejak tahun 1986 kecepatan perpustakaan di Indonesia menerapkan komputer waktu itu memang relatif masih rendah, tidak seperti sekarang ini. Namun waktu itu kesadaran akan pentingnya teknologi ini telah ada di kalangan para pustakawan khusus. Sebagai contoh, Blasius Sudarsono menyatakan bahwa teknologi informasi akan sangat berperan dan akan menjadi tulang punggung karya dokumentasi maupun jasa informasi, sehingga antisipasi atas perkembangan teknologi informasi harus menjadi perhatian para pengelola informasi (Sudarsono, 1994).

Pernyataan itu mengacu pada hasil Konggres ke 44 International Federation of Documentation and Information (FID) di Helsinki pada tahun 1988. Pada konggres itu telah diperkirakan bahwa pemakaian teknologi informasi pada tahun 2010 akan memiliki kemampuan hypertext dan hypermedia. Dengan perangkat itu pencarian, penanganan, dan penggabungan informasi berupa teks, suara dan gambar sudah dimungkinkan. Perkembangan teknologi informasi ternyata begitu cepat, sehingga apa yang diperkirakan di Helsinki, sekarang sudah terjadi. Ini menunjukkan lebih cepat dari perkiraan konggres.

Bagaimana keadaan masa kini? Perkembangan perpustakaan di Indonesia dalam menerapkan teknologi informasi sekarang sudah lebih cepat. Sebagai ilustrasi, Yogi Hartono memperkenalkan manajemen koleksi media audio visual di Trans TV. Koleksi media ini meliputi berbagai rekaman suara (sound recording), rekaman video baik dalam magnetic tape maupun dalam film, serta berbagai gambar lain yang dipakai di Trans TV. Media dan teknologi perekaman seperti teknologi optik, betacam, digital betacam, dvd, dvc, maupun dvc-pro. Semua media itu disusun dalam perpustakan dengan memakai dua perangkat lunak yaitu perspective fokus dan library cassette management. Layanan perpustakaan disediakan melalui jaringan intranet, sehingga pengguna dalam lingkungan Trans TV dapat mengakses informasi yang ada pada perpustakaan virtual (Vlib) tanpa harus datang di lokasi Vlib (Hartono, 2005)

Perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat, menuntut pustakawan dan perpustakaan untuk berjuang dan bekerja lebih keras lagi dalam mengembangkan pengetahuan, keterampilan serta keahlian dalam bidang perpustakaan, dokumentasi dan informasi, serta teknologi informasi. Maka mau tidak mau pustakawan harus berani dan bersedia melakukan terobosan dan perubahan agar dapat mengoptimalkan penggunaan teknologi informasi pada perpustakaan yang dikelolanya. Penguasaan semua materi yang saya sebut ini akan menjadikan pustakawan semakin profesional dalam melaksanakan tugasnya.

Status keprofesionalan pustakawan memang bertolak dari diri pribadi masing-masing. Pertanyaan kita sekarang adalah : "Apakah benar pustakawan kita mau menjadi profesional serta adakah kemauan dan upaya apa saja yang sudah dilakukan?" Pemerintah kita telah mengakui pustakawan adalah pejabat fungsional khusus. Dengan pengakuan ini berarti telah dibuka lebar pintu keprofesionalan pustakawan. Oleh sebab itu upaya membangun citra diri pustakawan (image branding) saat ini menjadi keharusan. Namun pengakuan status keprofesionalan pustakawan pada akhirnya sangat tergantung pada penilaian masyarakat luas.

Selain membangun citra diri, pustakawan dan perpustakaan di Indonesia perlu meningkatkan daya saingnya. Selama ini daya saing biasanya hanya dimaksudkan pada sektor perdagangan dan industri. Kita pernah mendengar keinginan adanya perubahan dari daya saing komparatif menjadi daya saing kompetitif. Mengapa peningkatan daya saing juga perlu dikerjakan oleh pustakawan dan perpustakaan di Indonesia? Jawabnya adalah karena globalisasi. Globalisasi yang menjanjikan lebih transparannya dunia, tidak lain merupakan juga kompetisi antara bangsa dan negara. Sulistyo-Basuki mengingatkan posisi pustakawan Indonesia menghadapi berlakukanya Asean Free Trade Area (AFTA), yang semula akan berlaku pada tahun 2020 dipercepat menjadi tahun 2015 (Sulistyo-Basuki, 2005).

Apabila semua kesepakatan AFTA sudah berlaku, maka tidak ada alasan bagi Indonesia untuk menolak mempekerjakan pustakawan Asean yang akan bekerja di Indonesia. Pergerakan bebas perdagangan antar negara pasti diikuti juga dengan pergerakan tenaga kerja. Jelas ini akan menimbulkan persaingan antar pustakawan Asean. Demikian juga perpustakaan di Indonesia akan mendapat saingan dalam menyelenggarakan layanannya. Ini juga merupakan persaingan antar perpustakaan di Asean. Dengan kata lain perpustakaan dan pustakawan di Indonesia harus meningkatkan daya saingnya agar berhasil di saat AFTA berlaku. Awal dari upaya meningkatakan daya saing adalah dengan memetakan kompetensi yang dimiliki oleh perpustakaan dan pustakawan Indonesia. Selanjutnya diikuti dengan menyusun sertifikasi bagi perpustakaan dan standar kompetensi pustakawan Indonesia.

Hadirin yang berbahagia,

Pada kesempatan ini, ijinkan saya menyampaikan pemikiran saya tentang peningkatan daya saing lembaga perpustakaan terlebih dahulu. Yang saya maksud dengan perpustakaan di sini adalah perpustakaan khusus. Dalam jenis perpustakaan inilah saya mempunyai pengalaman kerja lebih dari 35 tahun. Wajar apabila saya memiliki akumulasi pengalaman yang dapat saya pergunakan untuk memberikan gagasan tentang peningkatan daya saing perpustakaan khusus.

Sebagai sub sistem dari lembaga induknya, perpustakaan khusus mempunyai tugas utama dan fungsi. Saya melihat sebuah perpustakaan khusus memiliki tugas utama untuk memberikan pelayanan terbaik dalam penyediaan dan pelayanan informasi dalam menunjang tugas pokok dan fungsi lembaga induknya. Untuk melaksanakan tugas itu biasanya ada empat fungsi. Yang pertama adalah : mengumpulkan, menyusun, melestarikan dan menyediakan bahan perpustakaan dan sumber informasi lain yang relevan untuk menunjang tugas lembaga induknya. Fungsi kedua adalah : menganalisa, mengolah, mendaftar dan menginformasikan pustaka yang ada kepada semua pengguna. Fungsi ketiga adalah : mengikuti perkembangan sistem kepustakaan sesuai perkembangan Iptek. Dan yang keempat adalah : ikut mendorong meningkatnya kebiasaan dan kemampuan membaca serta menulis di kalangan para penggunanya.

Konsep peningkatan daya saing pada pelayanan jasa informasi di perpustakaan secara umum dimaksudkan sebagai upaya menerapkan paradigma baru tentang strategi kompetitif agar mampu mengadaptasi gejolak perubahan eksternal serta memanfaatkan peluang. Konsep ini mengacu pada perubahan sistem layanan jasa perpustakaan dan informasi menjadi jauh lebih luas daripada sekedar layanan peminjaman buku, layanan referensi, layanan penelusuran dan lain-lain. Perubahan ini sebenarnya bukanlah hal yang baru sama sekali. Sebenarnya jauh sebelum sekarang, Michael K Buckland menyatakan, apa yang semula dinamakan layanan perpustakaan berubah menjadi layanan informasi. Hal ini dikarenakan perubahan bentuk media yang digunakan pada masa kini tidak hanya buku. Akibatnya terjadi perubahan cara mengelola keseluruhan proses penciptaan, pengkodean, penyimpanan, dan pemakaian kembali dokumen dalam segala bentuknya (Buckland, 1988). Bahkan setahun sebelumnya Brian C Vickery dan Alina Vickery sudah menggambarkan bahwa di samping perubahan teknologi media dan pengelolaannya, telah terjadi perubahan antara lain dalam jumlah penduduk, pembentukan kelas-kelas baru dalam masyarakat, perkembangan pesat dalam pendidikan, dan penyediaan bentuk-bentuk layanan baru bagi anggota masyarakat (Vickery dan Vickery, 1987)

Hal tersebut di atas mengakibatkan derasnya arus kebutuhan baru terhadap informasi yang baru pula. Apabila pustakawan bersikeras memakai bentuk layanan perpustakaan secara tradisional untuk kebutuhan masa kini, maka akan terjadi kesenjangan. Bertolak dari pendapat para ahli tersebut, maka saat ini pustakawan harus dapat memberikan pelayanan prima, yaitu suatu sikap atau cara pustakawan dalam melayani penggunanya dengan prinsip people based service (layanan berbasis pengguna) dan service excellence (layanan unggul). Tujuan dari service excellence adalah : 1) memuaskan pengguna; 2) meningkatkan loyalitas pengguna; 3) meningkatkan penjualan produk dan jasa; yang terakhir adalah 4) meningkatkan jumlah pengguna.

Manfaat dari service excellence dapat dibedakan menjadi tiga yaitu bagi pengguna jasa perpustakaan, bagi pustakawan pengelola, dan bagi perpustakaan. Manfaat bagi pengguna jasa adalah tercapainya kepuasan karena: 1) kebutuhannya akan informasi terpenuhi; 2) merasa dihargai dan mendapatkan pelayanan yang baik; 3) merasa lebih dipercaya sebagai mitra pustakawan; dan 4) merasa menemukan perpustakaan dan pustakawan yang profesional. Manfaat bagi pustakawan pengelola adalah rasa senang karena: 1) lebih percaya diri; 2) ada kepuasan pribadi; 3) tambahnya ketenangan bekerja; dan 4) akan memupuk semangat meniti karier secara lebih mantap. Sedang manfaat bagi perpustakaan karena: 1) meningkatnya profesionalisme; 2) terjaminnya kelangsungan status perpustakaan; 3) adanya dorongan bagi pengguna untuk lebih sering memanfaatkan perpustakaan; 4) adanya kemungkinan untuk memperluas jasa; dan 4) meningkatnya produktivitas perpustakaan.



Hadirin yang mulia,

People Based Service dan Service Excellence mengandung lima unsur pokok yaitu: 1) kecepatan, 2) ketepatan, 3) kebenaran, 4) keramahan dan 5) kenyamanan. Kelima ciri itu merupakan satu kesatuan pelayanan yang terintegrasi dalam arti pelayanan menjadi tidak excellent kalau ada komponen yang kurang. Service excellence tidak muncul begitu saja dan harus merupakan bagian dari program pemasaran jasa perpustakaan, berarti harus terencana dan mendapat dukungan dari manajemen puncak.

Cakupan layanan jasa perpustakaan dan informasi lebih strategis lagi apabila perpustakaan dikelola secara profesional antara lain dengan meng-upgrade sistem perpustakaan dengan sistem komputer, internet, digital dan e-journal sehingga dapat menjadi sarana efektif pengelolaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan sarana itu para pengguna perpustakaan dapat mengakses informasi pengetahuan dan teknologi yang terkait melalui komputer dan teknologi telekomunikasi ( jaringan internet). Informasi yang diperoleh tidak hanya yang terdapat dalam katalog atau koleksi perpustakaan instansinya, tetapi juga yang terdapat pada perpustakaan yang lain baik di Indonesia maupun luar negeri. Perpustakaan yang dikelola secara profesional dapat melayani banyak pertanyaan akan data dan informasi ilmiah dari manapun juga di dunia ini.

Perpustakaan dengan demikian tidak hanya berperan dalam publikasi elektronik, tetapi juga memfasilitasi penciptaan pengetahuan, perekaman pengetahuan, penyebaran dan penciptaannya kembali. Selain konsep perubahan baru dalam pelayanan jasa informasi seperti yang diuraikan tersebut, konsep yang diterapkan dalam mengelola dan mengembangkan perpustakaan mengikuti lima dimensi dasar bagi kualitas jasa layanan yaitu: 1) reliability, 2) responsiveness, 3) assurance, 4) empathy dan 5) tangibles.
Hadirin yang mulia,

Kompleksitas perkembangan terutama dengan adanya berbagai pengaruh dari luar lembaga perpustakaan seperti: agenda reformasi total berupa tuntutan masyarakat akan demokratisasi; implementasi otonomi daerah; serta upaya mewujudkan pemerintahan yang bersih dan benar; diberlakukannya ketentuanWorld Trade Organization (WTO), membawa konsekuensi untuk menyiapkan perpustakaan yang berkualitas, berdaya saing tinggi serta dilaksanakan pustakawan yang mempunyai kompetensi tinggi. Alur pikir penerapan paradigma peningkatan daya saing, diarahkan pada pelayanan prima jasa perpustakaan dan informasi, sehingga akan menumbuhkan citra perpustakaan yang diharapkan.

Perpustakaan dituntut pula untuk melaksanakan promosi dan pemasaran jasa. Langkah pertama dalam promosi biasanya dimualai dengan membangun citra diri perpustakaan (brand image) lebih dahulu. Selannjutnya para pustakawan dan pengelola perpustakaan harus berani menampilkan “wajah baru” dalam arti berani melakukan terobosan baru dan paradigma baru yaitu dapat mengubah persepsi masyarakat dari perpustakaan identik dengan buku menjadi perpustakaan identik dengan informasi. Dari pustakawan sebagai pelayan informasi menjadi pustakawan sebagai transponder dan provider informasi. Tahapan selanjutnya adalah menuju people based service (layanan berbasis pengguna) dan service excellence (layanan unggul) yang mengikuti perkembangan kebutuhan pengguna. Dengan demikian diperlukan upaya kemitraan (kerja sama) dengan berbagai perpustakaan baik di dalam maupun di luar negeri.

Berdasarkan konsep peningkatan kualitas pelayanan jasa perpustakaan dan informasi, serta adanya peluang, tantangan serta faktor-faktor internal maupun eksternal yang mendukung peningkatan daya saing, maka secara umum dapat ditempuh langkah kebijakan sebagai berikut. Pertama yang menyangkut kebijakan internal organisasi, dan yang kedua menyangkut kebijakan eksternalnya. Pada langkah internal terdapat tiga hal yang oerlu dilakukan, yaitu: 1) restrukturisasi organisasi; 2) peningkatan kualitas SDM; dan 3) penataan manajemen.

Pada saat ini mekanisme kerja dengan struktur organisasi yang ada cenderung bertingkat-tingkat (birokrasi yang panjang); faktor ketergantungan pada satu pimpinan unit sangat besar, sehingga sulit memperoleh kreaktivitas dan inovasi. Oleh karenanya perlu restrukturisasi organisasi, tugas pokok dan fungsi dan mekanisme kerja yang mewadahi perpustakaan/pustakawan perlu ditetapkan secara tegas dan jelas, sehingga pustakawan/perpustakaan memiliki kewenangan lebih longgar dalam penentuan kebijaksanaan dalam tugas mereka dan diharapkan mampu menumbuhkan kreativitas.

Kegiatan kedua menyangkut peningkatan kemampuan pustakawan. Pustakawan yang ada perlu ditingkatkan kemampuan ketrampilan dan keahliannya baik dalam bidang perpustakaan, dokumentasi dan informasi maupun teknologi informasi ( seperti pengetahuan tentang komputer, internet, digital dan e-journal) baik melalui pendidikan formal maupun informal.

Tidak kalah pentingnya adalah penataan dalam bidang manajemen. Sistem manajemen sangat mempengaruhi maju mundurnya suatu organisasi perpustakaan. Penunjukkan kepala perpustakaan semestinya didasarkan pada the right man on the right place, dan kalau perlu atas usul bawahan (grass root).

Dalam penataan manajemen perlu dirumuskan secara jelas mengenai visi, misi dan tujuan perpustakaan. Selanjutnya ini harus didukung dengan skill yang memadai dan imbangannya insentif yang layak. Selain itu manajemen hendaknya dapat medayagunakan sumberdaya yang sesuai dan semua itu dirumuskan dalam suatu rencana kerja yang matang. Dan tidak kalah pentingnya juga dalam melengkapi sarana dan prasarana perpustakaan yaitu penyediaan komputer yang handal (internet, digital, e-journal) agar para pengguna dapat mencari informasi yang dibutuhkan dengan cepat, akurat dan mutakhir.

Selain kebijakan internal perlu juga dipikirkan kebijakan eksternal atau lebih tepat disebut kebijakan dalam berhubangan dengan pihak luar. Minimal dua pokok yang perlu diperhatikan yaitu menyangkut perkembangan iptek dan upaya pemasaran produk perpustakaan. Untuk mengimbangi begitu cepatnya perkembangan iptek yang menghasilkan informasi ilmiah dalam jumlah besar, perlu membentuk jaringan informasi (library network) baik dengan perpustakaan dilingkungan departemennya di dalam negeri maupun dengan perpustakaan di luar negeri, agar informasi dapat disajikan secara cepat dan akurat.
Yang menyangkut pemasaran produk perlu diingat bahwa pemasaran adalah pendekatan terencana yang menguntungkan kedua belah pihak, baik untuk perpustakaan maupun masyarakat pengguna. Untuk memasarkan jasa informasi yang optimal, perpustakaan dan pustakawan perlu mengamati dan memberi perhatian terhadap kelompok pengguna potensial. Dalam kegiatan pemasaran, pustakawan harus mampu mengkomunikasikan segala jenis layanan yang tersedia kepada pengguna dan menarik mereka agar tetap memanfaatkannya.

Untuk menunjang keberhasilan pemasaran, terdapat beberapa unsur yang perlu diperhatikan, yaitu antara lain : 1) bahwa hasil kegiatan yang ditawarkan mempunyai nilai jasa layan tertentu bagi pengguna sehingga mereka berani membayar dengan harga yang ditetapkan; 2) bahwa informasi perlu diolah secara profesional sehingga memudahkan pencarian kembali agar setiap saat pengguna dapat menemukannya sewaktu diperlukan; 3) bahwa pustakawan merupakan unsur kekuatan dalam pemasaran. Sehubungan dengan kemampuan pustakawan, idealnya perlu adanya Pusdiklat Perpustakaan Nasional RI yang terakreditasi sehingga dapat menetapkan sertifikasi untuk standar kompetensi tertentu bagi pustakawan Indonesia agar berdaya saing tinggi.

Hadirin yang berbahagia,

Berdasarkan konsep peningkatan daya saing pelayanan jasa perpustakaan dan informasi, dapat disimpulkan bahwa ;
1. Visi dan misi perpustakaan maupun pustakawan adalah untuk mewujudkan pustakawan yang profesional berdaya saing tinggi dan merupakan cermin dari tekad seluruh jajaran perpustakaan dan pustakawan di Indonesia dalam memberikan pelayanan informasi yang optimal bagi masyarakat pengguna perpustakaan. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu ditingkatkan kompetensi pustakawan. Selain itu pustakawan dituntut untuk bekerja lebih keras, memiliki kemampuan dalam berkomunikasi dengan berbahasa Inggris, memiliki kemampuan dalam hubungan personal, memiliki kemampuan dalam marketing informasi dan memiliki kemampuan dalam teknologi informasi.
2. Peningkatan daya saing pada pelayanan jasa perpustakaan dan informasi, dilaksanakan dengan upaya membangun citra diri (brand image) lebih dulu dan berani melakukan terobosan dan menerapkan paradigma baru, yaitu dari perpustakaan identik dengan buku menjadi perpustakaan identik dengan informasi. Dari pustakawan sebagai pelayan informasi menjadi pustakawan sebagai transporder dan provider informasi. Tahapan selanjutnya adalah menuju perpustakaan yang people based service dan service excellence mengikuti perkembangan kebutuhan pengguna.
3. Pengadaan sarana dan prasarana seperti komputer, sambungan internet, digital library serta e-Journal mutlak diperlukan, sehingga cakupan layanan perpustakaan dan informasi lebih luas lagi jangkauannya.
4. Perpustakaan Nasional RI hendaknya menyelenggarakan pendidikan dan pelaltihan yang terakreditasi sehingga dapat menetapkan sertifikasi untuk standar kompetensi tertentu bagi pustakawan agar memiliki daya saing yang tinggi.

Apabila konsep peningkatan daya saing layanan jasa informasi perpustakaan dapat dilaksanakan dengan lancar, maka peranan perpustakaan sebagai penyedia informasi bagi organisasi instansi induknya dan masyarakat pengguna lainnya akan optimal, karena ruang lingkup koleksi yang lengkap, akan memudahkan pengguna untuk mencari suatu informasi berdasarkan kompetensi.
Hadirin yang berbahagia,

Demikianlah kiranya sajian orasi ilmiah pengukuhan sebagai Pustakawan Utama sebagai sari pati amal karya, pandangan dan pendapat dari hasil perjalanan saya meniti karir pustakawan selama ini.

Mudah – mudahan Konsep Peningkatan Daya Saing Pada Pelayanan Jasa Informasi di Perpustakaan dapat diimplementasikan sehingga bermanfaat dalam menunjang salah satu program pemerintah, khususnya dalam meningkatkan kualitas pustakawan. Pada gilirannya tentu juga diharapkan semoga dapat meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia menuju sejahtera pada umumnya.

Hadirin yang mulia,

Pada kesempatan yang berbahagia ini, perkenankan saya melalui forum yang mulia ini menyampaikan ucapan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah mendorong saya, memberikan semangat, membimbing dan memberikan ilmu serta memberikan kesempatan dan kepercayaan.

Pertama-tama saya ucapkan puji dan syukur kehadirat Ilahi dan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada Bapak Presiden Republik Indonesia, Bapak Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Bapak Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Bapak Ketua dan Anggota Panitia Penilai Pusat Jabatan Fungsional Pustakawan serta Majelis Pengukuhan atas kepercayaan yang diberikan kepada saya untuk mengemban tugas sebagai Pustakawan Utama.

Ucapan terima kasih saya sampaikan pula kepada segenap Pimpinan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, Bapak Kepala Badan Diklat Energi dan Sumber Daya Mineral, dan Bapak Kepala Pusat Diklat Teknologi Mineral dan Batubara, serta rekan-rekan pustakawan yang telah memberikan semangat kepada saya.

Kepada seluruh Jajaran Pimpinan Perpustakaan Nasional R.I dan staf, rekan-rekan, serta semua pihak, terutama para panitia, saya ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas segala bantuan dan dukungan yang diberikan sehingga sidang Majelis Pengukuhan ini terselenggara dengan sebaik-baiknya.
Tidak lupa saya sampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Hernandono MLS.MA (PERPUSNAS RI), kepada almarhumah Ibu Winarti Partaningrat MA (PDIN) dan almarhumah Ibu Luwarsih Pringgo-adisuryo MA (PDII-LIPI) yang telah membimbing saya dalam mengembangkan wawasan dalam bidang ilmu perpustakaan, dokumentasi, dan informasi.

Akhirnya saya mengucapkan terima kasih kepada ayah saya almarhum dan Ibu atas segala jasanya membesarkan, membimbing dan menyekolahkan saya sampai mengikuti pendidikan tinggi. Semoga kedua orang tua saya mendapatkan balasan sesuai dengan amal bhakti beliau.

Penghargaan dan terima kasih yang paling akhir, akan tetapi maknanya paling besar disampaikan kepada keluarga saya, kepada suami dan kedua anak saya atas segala pengorbanan, pengertian, dorongan, dan pemberian semangat.

Akhir kata, dengan penuh hormat, saya sampaikan terima kasih kepada para hadirin yang telah meluangkan waktu utntuk mengikuti pidato ini dengan sabar. Mohon maaf atas segala kekurangan dan atas segala hal yang tidak berkenan di hati para hadirin sekalian.

Billahi Taufiq Walhidayah
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.














DAFTAR PUSTAKA

Basuki Sulistyo, (2005). Upaya meningkatkan peran pustakawan dalam mendukung kinerja perpustakaan. Media Pustakawan, vol. 12, no. 3 dan 4, September / Desember; hal. 6-14.
Brian C, Vickery and Alina Vickery, (1987). Information Service in theory and practice, Butterworths, London.
Buckland, Michael K, (1988). Library Services In Theory and Content, 2nd ed. London, Pergamon Press.
Cochram, (1972) . Enterpreneurship dalam International Encyclopedia of Social Science, New York; The Macemillan Co.
Corral, S and A. Brewerton, (1999). The New Professional’s Handbook. Your guide to information services management, London, L.A, England . p.253.
Dais, M; (1994) : Prospek Perpustakaan dalam era teknologi, ekonomi dan informasi, Majalah Ikatan Pustakawan Indonesia, vol 16, no. 1-2.
Depari, Edward; (1993). Informasi, Komunikasi dan peran perpustakaan sebagai sumber informasi, Pokok-pokok pikiran, disampaikan dalam Seminar Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI); Mataram 12 Juli.
Djatim, Yusni; (1992) : Pelayanan informasi ilmiah dan pangkalan data yang bisa diakses di Indonesia, Jakarta, Universitas Trisakti.
Hariyadi, Utami; (1992) : Penerapan teknologi informasi di Perpustakaan di Indonesia : makalah disampaikan pada kongres IPI ke 6 di Padang tgl. 18- 21 November.
Hartono, Yogi (2005), Dari pengelolaan materi tercetak sampai ke manajemen media aset digital. Simposium sehari Jakarta, Klub Perpustakaan Indonesia (KPI – Pusat).
Koenig, M.E.D, (1989) : Educational requirements for library oriented career in information management; Library TREND, Vol. 42, No. 2, Fall 277.
Parasuraman, A. Berry, Leonard L and Zeithanal Valarie A, (1985) : A Conceptual model of service quality and its implications for future research. Journal of marketing, 49.
Pride, William M.C, Farrel O.C., (1989). Marketing concepts and strategies 6th ed. Boston Houghton, Mifflin.
Riggs, D.E (1997) Editional a commitment to making the library a learning organization, college & research Libraries, 58 (4), pp 297-298.
Sastraatmadja, Tintin, (1996) : Strategi Layanan Jasa Perpustakaan dan Implikasinya. Berita Perpustakaan PPTM, No. 2, Th ke XVII, Agustus ISSN 0216 – 6852.
Sudarsono, B., (1994) : Peran Pustakawan dalam Pembangunan Nasional Indonesia, Majalah Ikatan Pustakawan Indonesia, Vol. 6, No. 1 – 2.
Wang, Andre dan Sue Ann, Shei, (2005): Penggunaan First Search/e-journal dan e-Book OCLC, Bandung, UPT Perpustakaan ITB, 23 Juli.
Yates, B., (1983). An Assesment of Marketing In Marketing of Information Services, Proceedings of UNESCO Regional Workshop on Marketing of Information Sources. Melbourne, National Library of Australia, p, 18-29



























DAFTAR PUBLIKASI ILMIAH

1. Sastraatmadja, Tintin. 1999-2000, Peran Perpustakaan dan Pustakawan dalam Litbang Depatemen Pertambangan dan Energi, Berita Perpustakaan PPTM, No. 3, Tahun ke-XX, Desember 1999-2000, ISSN 0216-6852.
2. Sastraatmadja, Tintin. 1999-2000, Paket Informasi Literatur Bidang Pertambangan, Berita Perpustakaan PPTM, No. 2, Tahun ke-XX, September 1999-2000, ISSN 0216-6852.
3. Sastraatmadja, Tintin. 1999-2000, Peran Artikel Majalah Ilmiah dan Cara Pengelolaannya, Berita Perpustakaan PPTM, No. 1, Tahun ke-XX, Juni 1999-2000, ISSN 0216-6852.
4. Sastraatmadja, Tintin. 1999-2000, Perkembangan Pustakawan di Lingkungan Departemen Pertambangan dan Energi (DPE), Berita Perpustakaan PPTM, No. 4, Tahun ke-XX, Maret 1999-2000, ISSN 0216-6852.
5. Sastraatmadja, Tintin. 1998-1999, Teknik Penelusuran Informasi Hukum Pertambangan, Berita Perpustakaan PPTM, No. 3, Tahun ke-XIX, Desember 1998-1999, ISSN 0216-6852.
6. Sastraatmadja, Tintin. 1998-1999, Pelestarian Informasi Teknologi Pertambangan, Berita Perpustakaan PPTM, No. 2, Tahun ke-XIX, September 1998-1999, ISSN 0216-6852.
7. Sastraatmadja, Tintin. 1998-1999, Kebutuhan Masyarakat Pengguna Informasi akan Teknologi Informasi, Berita Perpustakaan PPTM, No. 1, Tahun ke-XIX, Juni 1998-1999, ISSN 0216-6852.
8. Sastraatmadja, Tintin. 1998-1999, Keterkaitan Kreatif dan Inovatif dalam Proses Peningkatan Layanan Jasa Informasi, Berita Perpustakaan PPTM, No. 4, Tahun ke-XIX, Maret 1998-1999, ISSN 0216-6852.
9. Sastraatmadja, Tintin. 1997-1998, Bibliografi Kemineralan, Manfaat dan Cara Pengelolaannya di Perpustakaan Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral (PPTM), Berita Perpustakaan PPTM, No. 3, Tahun ke-XVIII, Desember 1997-1998, ISSN 0216-6852.
10. Sastraatmadja, Tintin. 1997-1998, Mengelola Perpustakaan Secara Manajerial, Berita Perpustakaan PPTM, No. 2, Tahun ke-XVIII, Spetember 1997-1998, ISSN 0216-6852.
11. Sastraatmadja, Tintin. 1997-1998, Information Specialist, Berita Perpustakaan PPTM, No. 1, Tahun ke-XVIII, Maret 1997-1998, ISSN 0216-6852.
12. Sastraatmadja, Tintin. 1997-1998, Sekilas Tentang Bimbingan Pembaca, Berita Perpustakaan PPTM, No. 4, Tahun ke-XVIII, Pebruari 1997-1998, ISSN 0216-6852.
13. Sastraatmadja, Tintin. 1996-1997, Strategi Layanan Jasa Perpustakaan dan Implikasinya, Berita Perpustakaan PPTM, Tahun ke-XVII, Agustus 1996-1997, ISSN 0216-6852.
14. Sastraatmadja, Tintin. 1996-1997, Komoditi Informasi, Promosi, dan Pemasaran Jasa Perpustakaan, Berita Perpustakaan PPTM, No. 1, Tahun ke-XVII, Juni 1996-1997, ISSN 0216-6852.
15. Sastraatmadja, Tintin. 1995-1996, Informasi Menyongsong Masyarakat Modern Indonesia, Berita Perpustakaan PPTM, No. 3, Tahun ke-XVI, Desember 1995-1996, ISSN 0216-6852.
16. Sastraatmadja, Tintin. 1995-1996, Pernah Informasi dalam Penelitian dan Pengembangan Teknologi, Berita Perpustakaan PPTM, No. 2, Tahun ke-XVI, Juli-September 1995-1996, ISSN 0216-6852.
17. Sastraatmadja, Tintin. 1995-1996, Profesionalisme Pustakawan dan Tantangannya dalam Era Globalisasi, Berita Perpustakaan PPTM, No. 4, Tahun ke-XVI, Januari-Maret 1995-1996, ISSN 0216-6852.
18. Sastraatmadja, Tintin. 1994-1995, The Role of Mineral Technology Research and Development Center’s Library in Supporting Research Activities, Berita Perpustakaan PPTM, No. 72, Tahun ke-18, Oktober 1994-1995, ISSN 0216-6852.
19. Sastraatmadja, Tintin. 1994-1995, Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pustakawan pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral, Berita Perpustakaan PPTM, No. 71, Tahun ke-18, September 1994-1995, ISSN 0216-6852.
20. Sastraatmadja, Tintin. 1994-1995, Layanan Referensi Teknologi Mineral, Berita Perpustakaan PPTM, No. 10, Tahun ke-70, Agustus 1994-1995, ISSN 0216-6852.
21. Sastraatmadja, Tintin. 1994-1995, Penelusuran Literatur, Berita Perpustakaan PPTM, No. 64, Tahun ke-18, Pebruari 1994-1995, ISSN 0216-6852.
22. Sastraatmadja, Tintin. 1993-1994, Promosi Perpustakaan, Berita Perpustakaan PPTM, No. 58, Tahun ke-17, Agustus 1993-1994, ISSN 0216-6852.
23. Sastraatmadja, Tintin. 1992-1993, Pembinaan Profesi Pustakawan dan Penilaian Angka Kredit, Berita Perpustakaan PPTM, No. 50, Tahun ke-16, Desember 1992-1993, ISSN 0216-6852.
24. Sastraatmadja, Tintin. 1992-1993, Apa dan Bagaimana Peran Pustakawan, Berita Perpustakaan PPTM, No. 44, Tahun ke-16, Juni 1992-1993, ISSN 0216-6852.
25. Sastraatmadja, Tintin. 1992-1993, Meningkatkan Minat Baca, Berita Perpustakaan PPTM, No. 43, Tahun ke-16, Mei 1992-1993, ISSN 0216-6852.

MAKALAH YANG BELUM DIPUBLIKASIKAN

1. Sastraatmadja, Tintin. 2005, Masalah pelaksanaan jabatan fungsional pustakawan dari tehun ke tahun di lingkungan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (35 hal).
2. Sastraatmadja, Tintin. 2005, Peranan pustakawan Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara dalam meningkatkan kualitas hasil penelitian (19 hal).
3. Sastraatmadja, Tintin. 2005, Peranan dokumentasi dalam menunjang penelitian “suatu analisa” (24 hal).
4. Sastraatmadja, Tintin. 2005, Tugas pustakawan apabila menjadi konsultan (16 hal).
5. Sastraatmadja, Tintin. 2004, Konsep peningkatan daya saing pada pelayanan jasa informasi di perpustakaan lembaga penelitian dan pengembangan (19 hal).
6. Sastraatmadja, Tintin. 2004, Profesionalisme : Tantangan bagi perpustakaan litbang dalam meningkatkan nilai tambah hasil penelitian di era globalisasi (15 hal).
7. Sastraatmadja, Tintin. 2004, Fungsi manajemen dalam kegiatan perpustakaan di lembaga penelitian dan pengembangan (21 hal).
8. Sastraatmadja, Tintin. 2004, Peranan dan fungsi pendidikan dan pelatihan dalam pembinaan dan pengembangan karier pustakawan (24 hal).
9. Sastraatmadja, Tintin. 2003, Pro-kontra masalah pengembangan minat baca masyarakat, sebuah analisis (11 hal).
10. Sastraatmadja, Tintin. 2003, Menyiapkan kemandirian perpustakaan Puslitbang tekMIRA (20 hal).
11. Sastraatmadja, Tintin. 2003, Peranan dan fungsi belajar bagi pustakawan menghadapi era informasi (15 hal).
12. Sastraatmadja, Tintin. 2003, Peranan kepemimpinan perpustakaan di lembaga penelitian dan pengembangan (14 hal).
13. Sastraatmadja, Tintin. 2002, Proposal pembuatan UPT perpusdik info tekMIRA (14 hal).
14. Sastraatmadja, Tintin. 2002, Motivasi pustakawan untuk meningkatkan produktifitas di lembaga penelitian dan pengembangan (14 hal).
15. Sastraatmadja, Tintin. 2002, Apresiasi peneliti terhadap perpustakaan dari sudut pandang pustakawan, sebuah analisis (14 hal).
16. Sastraatmadja, Tintin. 2002, Analisis subyek bahan pustaka bidang pertambangan dan ilmu yang terkait di perpustakaan puslitbang tekMIRA(14 hal).
17. Sastraatmadja, Tintin. 2001, Seputar pengalaman dalam membuat karya tulis (suatu kesempatan dan peluang) (8 hal).
18. Sastraatmadja, Tintin. 2001, Perpustakaan, dokumentasi, dan informasi dilihat dari kepentingan peneliti di Puslitbang tekMIRA sebagai kasus (12 hal).
19. Sastraatmadja, Tintin. 2001, Bahan pemikiran pembentukan UPT perpustakaan Teknologi Mineral dan Batubara (tekMIRA) (14 hal).
20. Sastraatmadja, Tintin. 2001, Proposal pembentukan UPT perpusdokinfo tekMIRA (14 hal).
21. Sastraatmadja, Tintin. 2001, Memotivasi pustakawan untuk meningkatkan produktivitas di Lembaga Penelitian dan Pengembangan (14 hal).

PEMBINAAN KADER PUSTAKAWAN

Mengajar pada : Kursus Bimbingan Teknis Pengelola Perpustakaan (dilingkungan unit-unit Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral) yang diselenggarakan oleh Pusdiklat Teknologi Mineral dan Batubara di Bandung tahun 2001. Makalah untuk peserta kursus.

1. Sastraatmadja, Tintin, 2001; Pengenalan Perpustakaan, Pusdiklat Teknologi Mineral dan Batubara, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, 2001.
2. Sastraatmadja, Tintin, 2001; Administrasi Perpustakaan, Pusdiklat Teknologi Mineral dan Batubara, Badan Diklat Energi dan Sumber Daya Mineral, 2001.
3. Sastraatmadja, Tintin, 2001; Manajemen Perpustakaan, Pusdiklat Teknologi Mineral dan Batubara, Badan Diklat Energi dan Sumber Daya Mineral, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, 2001.
4. Sastraatmadja, Tintin, 2001; Pengadaan Bahan Pustaka, Pusdiklat Teknologi Mineral dan Batubara, Badan Diklat Energi dan Sumber Daya Mineral, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, 2001.
5. Sastraatmadja, Tintin, 2001; Teknik Penyusunan Sari Karangan, Pusdiklat Teknologi Mineral dan Batubara, Badan Diklat Energi dan Sumber Daya Mineral, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, 2001.
6. Sastraatmadja, Tintin, 2001; Jabatan Fungsional Pustakawan, Pusdiklat Teknologi Mineral dan Batubara, Badan Diklat Energi dan Sumber Daya Mineral, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, 2001.
7. Sastraatmadja, Tintin, 2001; Penerapan Teknologi Informasi pada Perpustakaan Khusus, Pusdiklat Teknologi Mineral dan Batubara, Badan Diklat Energi dan Sumber Daya Mineral, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, 2001.